Rabu, 24 Januari 2018

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUGETING)



PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUGETING)
A.   DEFINISI
Capial budgeting adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat di masa mendatang, atau pengeluaran modal saat ini untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.

B.    METODE PENILAIAN INVESTASI
1.      Metode Pay Back Period (PBP)
Adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapt menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunkan aliran kas netto (proceeds).
2.      Metode Net Present Value (NPV)
Dalam metode ini, yang pertama-tam dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount  rate tertentu. Discount rate menunjukkan tingkat investasi.
NPV = 1 / (1+ k)^n
Jenis-jenis Inflasi
a.     Creeping Inflation (Inflasi 1 digit (<10%)), ciri-ciri negara dengan creeping inflation adalah banyanya masyarakat yang bertransaksi dengan uang tunai.
b.     Galloping (Inflasi 2 digit (10% - 30%))
c.     High Inflation (Inflasi 3 digit (>30% - 100%)), contohnya Indonesia pada tahun ’98 yaitu sebesar 49%.
d.     Hyper Inflation (Inflasi 4 digit ( >100%))
3.      Profitability Index Method (PI)
Yaitu menghitung nilai tunai total arus kas masuk dibagi dengan nilai tunai investasi. Jika nilainya >1 maka proyek investasi tersebut dianggap layak untuk dijalankan, dan sebaliknya, jika <1 maka proyek tersebut dianggap tidak layak dijalankan.
PI = Total present value (TPV) / Nilai investasi (NI)
Jika ada lebih dari 1 (satu) proyek yang diperhitungkan, maka:
PI Gabungan = (TPV “A” + TPV “B”) / (NI “A” + NI “B”)
Jika terdapat kondisi dimana proyek “A” menghasilkan PI >1, dan proyek “B”  menghasilkan PI <1, maka proyek “A” bisa mensubsidi proyek “B”.

C.   CONTOH
PT. Maju Tak Gentar mengajukan dua proposal proyek untuk dianalisis. Data tentang kedua proposal tersebut adalah sebagai berikut:

Proyek “A”
Proyek “B”
Kebutuhan investasi
Rp 250.000.000
Rp 200.000.000
Nilai residu
Rp   50.000.000
Nihil
Umur ekonomis
5  tahun
5  tahun
Bunga modal
15%
15%

Pola penjualan untuk lima tahun mendatang sebagai berikut:

Proyek “A”
Proyek “B”
Tahun 1
Rp 525.000.000
Rp 400.000.000
Tahun 2
Rp 400.000.000
Rp 400.000.000
Tahun 3
Rp 550.000.000
Rp 200.000.000
Tahun 4
Rp 450.000.000
Rp 250.000.000
Tahun 5
Rp 150.000.000
Rp 250.000.000

Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing-masing proyek setiap tahun adalah sebagai berikut:

Proyek “A”
Proyek “B”
Biaya tetap pertahun
Rp 100.000.000
Rp  75.000.000
Biaya variabel
60%
50%
Pajak keuntungan
40%
40%
Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bunga baik untuk proyek “A” maupun proyek “B”.

SOAL DAN PENYELESAIAN:
1.    Menentukan pola EAT untuk kedua proyek
a.    Pola EAT untuk proyek “A” (dalam ribu)
penjualan
FC
VC (60%)
TC
EBT
Tax (40%)
EAT
525.000
100.000
315.000
415.000
110.000
44.000
66.000
400.000
100.000
240.000
340.000
60.000
24.000
36.000
550.000
100.000
330.000
430.000
120.000
48.000
72.000
450.000
100.000
270.000
370.000
80.000
32.000
48.000
150.000
100.000
90.000
190.000
(40.000)
-
(40.000)

b.    Pola EAT untuk proyek “B” (dalam ribu)
Penjualan
(a)
FC
(b)
VC (50%)
(c)
50% x (a)
TC
(d)
(b)x(c)
EBT
(e)
(a)-(d)
Tax (40%)
(f)
40%x(e)
EAT
(g)
(e)-(f)
400.000
75.000
200.000
275.000
125.000
50.000
75.000
400.000
75.000
200.000
275.000
125.000
50.000
75.000
200.000
75.000
100.000
175.000
25.000
10.000
15.000
250.000
75.000
125.000
200.000
50.000
20.000
30.000
250.000
75.000
125.000
200.000
50.000
20.000
30.000

2.    Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan PBP
Pola PBP proyek “A” (dalam ribu)
Pola PBP proyek “B” (dalam ribu)
EAT
Penyusutan
Proceeds
EAT
Penyusutan
Proceeds
66.000
40.000
106.000
75.000
40.000
115.000
36.000
40.000
76.000
75.000
40.000
115.000
72.000
40.000
112.000
15.000
40.000
55.000
48.000
40.000
88.000
30.000
40.000
70.000
(40.000)
90.000
50.000
30.000
40.000
70.000
Penyusut-an




Tahun 1
Tahun 2

NI


Waktu
(NI – nilai residu)/ jml thn
=(250.000.000 – 50.000.000)/ 5
= 40.000.000

Rp 106.000.000
76.000.000
Rp 182.000.000
250.000.000
Rp   68.000.000

(68.000.000/112.000.000)x 12 bulan
= 7,3 bulan
(0,3 x 30 hari = 9 hari)
Maka,
PBP “A” = 2 th 7 bln 9 hari
Penyusut-an




Tahun 1
NI


Waktu
(NI – nilai residu)/ jml thn
=(200.000.000 – 0 )/ 5
= 40.000.000


Rp 115.000.000
250.000.000
Rp   85.000.000

(85.000.000/115.000.000)x 12 bulan
= 8,9 bulan
(0,9 x 30 hari = 27 hari)
Maka,
PBP “B” = 1 th 8 bln 27 hri
Berarti proyek “B” dianggap lebih cepat dalam mengembalikan investasi

3.    Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan NPV (discount rate 15%)
Pola NPV proyek “A” (dalam ribu)
Pola NPV proyek “B” (dalam ribu)
Thn
Proceeds
DR (15%)
PV
Thn
Proceeds
DR (15%)
Proceeds
1
106.000
0,87
92.220.000
1
115.000
0,87
100.050.000
2
76.000
0,76
57.760.000
2
115.000
0,76
87.400.000
3
112.000
0,66
73.920.000
3
55.000
0,66
36.300.000
4
88.000
0,57
50.160.000
4
70.000
0,57
39.900.000
5
50.000
0,50
25.000.000
5
70.000
0,50
35.000.000
TPV
NI
NPV
432.000.000
250.000.000
182.000.000

290.060.000
250.000.000
49.060.000
TPV
NI
NPV
425.000.000
200.000.000
225.000.000

298.650.000
200.000.000
98.650.000
DR = 1 / (1 + DR)^n
4.    Profitability index kedua proyek tersebut
PI “A” = (432.000.000 / 250.000.000) = 1,73
PI “B” = (425.000.000 / 200.000.000) = 2,13
 Berarti, keuntungan proyek “A” sebesar 73% dan keuntunganproyek “B” sebesar 113%

5.    Kesimpulan yang dapat diambil jika kedua proyek bersifat contingent dengan asumsi dana cukup tersedia.
PI gabungan
= (432.000.000 + 425.000.000 / 250.000.000 + 200.000.000) = 1,9
atau
= (1,73 + 2,13) / 2 = 1,93
Dengan cara 1 keuntungan sebesar 90% dan dengan cara 2 keuntungan sebesar 93%

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUGETING) A.    DEFINISI Capial budgeting adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat di m...